1. Rasakan Sensasi Warna
Dengan
cat air, warna akan selalu lebih pekat (lebih kuat dan gelap) saat
masih basah, dan warna akan lebih ringan dan lebih pudar saat mengering.
Inilah saatnya Anda belajar membedakan pekat dan pudarnya warna cat air
melalui latihan dan pengalaman. Jika Anda merasa warna yang Anda
sapukan terlalu pudar atau pucat, maka berilah warna yang lebih pekat
dengan menambahkan cat air dan mengurangi penggunaan air, atau tambahkan
lapisan baru pada lapisan pertama. Jadi, optimalkan feeling Anda.
Dengan
cat air, warna akan selalu lebih pekat (lebih kuat dan gelap) saat
masih basah, dan warna akan lebih ringan dan lebih pudar saat mengering.
Inilah saatnya Anda belajar membedakan pekat dan pudarnya warna cat air
melalui latihan dan pengalaman. Jika Anda merasa warna yang Anda
sapukan terlalu pudar atau pucat, maka berilah warna yang lebih pekat
dengan menambahkan cat air dan mengurangi penggunaan air, atau tambahkan
lapisan baru pada lapisan pertama. Jadi, optimalkan feeling Anda.Berikut ini adalah 10 tips agar Anda bisa menghasilkan karya yang lebih indah dan terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menggunakan cat air.
2. Lakukan Test Warna
Cat
air cepat sekali mengering. Jadi cobalah di kertas bekas atau sedikit
sapukan di tepi lukisan sebelum Anda menggunakannya. Dengan cara ini
Anda akan tahu corak warna gelap atau terang.3. Cat Air yang Mengering Bisa Dilarutkan Kembali (Saluble)
Bahkan
cat air yang sudah kering sekalipun, dapat dilarutkan kembali dengan
air. Anda bisa membasahi kembali cat yang kering tersebut dengan kuas,
dan cat tersebut dapat digunakan kembali. Artinya, Anda bisa mengangkat
cat kering yang terlanjur Anda gunakan di kertas untuk memperbaiki
kesalahan mewarnai, mencerahkan warna dengan menguranginya sebagian dari
kertas, atau bahkan mencampurkannya dengan warna yang baru. Tapi
hati-hati, jangan membuat larutan atau menggesek-geseknya terlalu
sering, karena bisa merusak permukaan kertas cat air Anda.4. Cat Air Bersifat Transparan
Cat
air bersifat transparan. Anda bisa lihat dari lapisan warna yang Anda
sapukan, sehingga nyaris mustahil untuk bisa menyembunyikan kesalahan.
Tak perlu melawan sifat dasar ini, tetapi bersahabat dan bekerjalah
dengan sifat transparan ini.5. Mulai dari Warna Terang ke Warna Gelap
Karena
warna putih cat air berasal dari warna putih kertas, bukan warna putih
cat air sendiri, seperti biasa saya sarankan agar Anda mewarnai dari
area terang ke area gelap. Mulai dengan warna ringan, lalu temukan cara
secara perlahan menambahkannya dengan warna yang lebih pekat. Jangan
takut untuk bereksperimen menggunakan warna gelap secara bertahap. Saya
jamin, ini akan jadi pengalaman yang mengasyikan untuk Anda.6. Gunakan Kuas Laik Pakai
Jika
Anda hanya punya satu, kuas terbaik akan lebih membantu Anda daripada
kuas murahan yang mudah renggang dan rontok. Kuas yang baik juga
menyelamatkan Anda dari putus asa dalam belajar melukis. Kuas yang baik
akan bertahan bentuknya sehingga Anda bisa membuat sapuan dengan jelas
dari satu titik. Selain itu, Anda juga bisa menghasilkan karya yang
lebih berkualitas. Jadi tak ada salahnya mengeluarkan uang lebih untuk
karya terbaik.7. Jangan Tambahkan Terlalu Banyak Air
Hindari
kecerobohan menambahkan air setelah Anda membilas kuas dengan
mengelapnya menggunakan lap kering sebelum Anda menggunakannya lagi.
Jika Anda terlanjur menempelkan terlalu banyak cat di kuas dan Anda
ingin menguranginya, maka gunakanlah lap kering bersih dengan
membersihkan perlahan dari logam penjepit rambut kuas bergerak ke ujung
rambut kuas. Cara ini bisa mencegah rambut kuas dari kerontokan dan
menjaga bentuknya seperti semula.
8. Kertas Cat Air itu Berbeda-beda
Ada berbagai varian kertas cat air. Yang membedakan bukan hanya ketebalannya, tetapi juga tekstur permukaannya dan tingkat putih warnanya.
9. Regangkan Kertas Tipis Anda
10. Awas, Cairan Masker
Cairan masker (Masking Fluid) atau frisket sangat berguna untuk memblok area tertentu yang tidak ingin kita warnai. Tapi perhatikan dulu kualitas kertas yang Anda gunakan. Masking Fluid akan merusak kertas jika Anda tidak bisa menggunakannya. Masking fluid harus diangkat setelah kertas benar-benar kering. Saya tidak merekomendasikan penggunaan masking fluid, karena membatasi warna pada area tertentu tidak akan sesulit yang Anda kira.
1. Membuat Sketsa (Sketching)
Saya selalu memulai lukisan saya dengan sketsa (after saying “Bismillah”, of course). Saya tidak menggambar sketsa secara detil. Hanya sekedar memberikan batasan ide (boundary) supaya tema lukisan tidak nge-lantur kemana-mana. Yang paling penting, sketsa juga membantu kita menentukan center of interest dari lukisan kita. Tidak perlu detil, tetapi tetap harus memperhatikan komposisi dan keseimbangannya. Gunakan pensil HB agar kertas tidak cepat kotor.
Kurang lebih, seperti inilah sketsa yang saya buat. Sederhana kan?
2. Sapuan Basah (Washing)
Setelah menyelesaikan sketsa, saya lanjutkan dengan pewarnaan sapuan basah pada kertas basah (teknik wet-in-wet, masih ingat kan?, -red). Saya membasahi obyek yang akan saya warnai dengan air bening, setelah itu baru saya sapukan warna yang saya inginkan.
Saya mulai dengan mewarnai para nelayan beserta pakaian mereka, lalu perahu yang sedang mereka tarik, baru kemudian latar belakangnya, yaitu air dan langit. Pada pewarnaan cat air, Anda bebas memulai pewarnaan dari mana saja. Hanya, yang perlu diingat, pewarnaan harus dimulai dari cerah ke gelap karena sifat cat air yang transparan. (Jangan terbalik ya).
Ada sebagian pelukis cat air yang melakukan total wet-in-wet. Yaitu dengan membasahi seluruh area kertas, dan menyelesaikan lukisan mereka dengan warna-warna yang diinginkan sebelum kertas itu kering.
Tapi tentu saja saya belum semahir itu. Jadi saya mulai teknik wet-in-wet ini per obyek. Total wet-in-wet atau partial wet-in-wet akan menghasilkan sapuan yang sama, yaitu sapuan warna-warna yang lembut dan tampak pudar.
Tentu saja Anda bebas memilih teknik wet-in-wet yang Anda suka. Silakan coba sendiri.
3. Pelapisan Warna (Glazing)
Nah, tahap terakhir adalah proses pelapisan warna. Di sinilah saya mulai berkonsentrasi.
Di
sini kita mulai memberikan efek tiga dimensi dari obyek yang kita
lukis. Membuat bayangan, dan menambahkan detilnya. Pada tahap inilah
kita akan menyempurnakan lukisan kita. Jadi, nikmati saja prosesnya.
Saya gunakan kuning, orange, coklat dan hitam untuk warna kulit orang Indonesia.

Paduan phthallo dan ultramarin untuk menggambarkan perahu.
Terakhir, saya juga menggunakan warna biru phthallo untuk warna air, dan ultramarin untuk bayangannya, serta sedikit warna kelabu untuk menggambarkan pasir laut.
Karena kemampuan saya yang masih amatir, saya menghabiskan 2 jam untuk seluruh proses pewarnaan. Bagaimana dengan Anda?

Happy watercoloring!
Sumber: http://nakhwahgallery.wordpress.com/category/teknik-melukis-dengan-cat-air/


Gambar
A adalah contoh sederhana pencerminan benda pada air yang tenang dan
gambar B adalah cerminan benda pada air yang sedikit bergerak.
Perhatikanlah 2 hal berikut. Kedua pantulan bayangan berbentuk vertikal
di bawah obyek yang dipantulkannya. Bayangan akan lebih terang jika
benda yang dipantulkan berwarna gelap, dan bayangan akan lebih gelap
jika benda yang dipantulkan berwarna terang. Dengan kata lain, perubahan
kontras warna (terang ke gelap) berangsur memudar dari obyek yang
dipantulkannya.
Pada
gambar C (kiri) saya tampilkan pencerminan obyek yang benar. Sedangkan
pada gambar di sebelahnya saya berikan 2 buah contoh pencerminan yang
tidak tepat.
Pada
gambar C (kiri) pantulan bayangan disesuaikan dengan garis merah
vertikal yang terputus-putus. Perhatikanlah tiga titik hitam pada benda
tersebut. Setiap titik hitam pada benda akan berhadapan langsung dengan
titik hitam pada bayangannya.
Gambar
D adalah contoh teknik yang efektif dan sederhana untuk menggambarkan
bayangan pada air yang sedikit bergerak dan tertiup angin. Untuk
menggambarkan pencerminan ini biasanya digunakan kuas runcing (rigger) untuk menghasilkan bayangan yang panjang, tipis dan kokoh.
Pada
dua gambar di bawah, saya gambarkan benda E yang condong mendarah ke
Anda dan benda F yang condong menjauh dari Anda. Ingat, pandangan Anda
terhadap benda-benda ini adalah dari tempat Anda duduk di atas perahu
dayung. Jadi, semua pencerminan bayangan yang Anda lihat akan
berbeda-beda panjangnya.
Jadi,
jika ada sebuah benda (seperti gambar di samping) berdiri dekat dengan
sisi air, maka akan dicerminkan dengan panjang yang sama dengan benda
tersebut. Anda juga bisa mengisyaratkan bayangan benda yang mengarah
jatuh ke air jika benda itu cukup panjang. Lalu tambahkanlah cerminan
bayangannya vertikal seperti telah saya contohkan sebelumnya.
Sekarang,
ketika Anda ingin menambahkan cerminan obyek (dalam contoh ini sebuah
gereja) yang berjarak cukup jauh dari air, seberapa besarkan cerminan
bayangannya yang harus ditampakkan? Gampang! Cobalah bayangkan cerminan
dimulai dari dasar gereja yang ada di atas tanah. Gereja tersebut tampak
memiliki halaman berjarak beberapa meter dari air.
Gambarkan atau bayangkanlah sebuah garis lurus horizontal (eye-line)
sejajar kedua mata Anda. Mulailah dengan goresan tipis saja agar mudah
dihapus jika salah. Lalu perjelas goresan Anda setelah Anda yakin bahwa
gambar Anda sudah benar. Kita menyebutnya eye-line karena tinggi garis yang kita buat sejajar dengan tinggi mata saat kepala tegak.
Sekarang perhatikanlah gambar yang lebih nyata di samping kiri. Kita akan membuktikan teori yang saya uraikan di atas.
Pada
gambar 1, karena garis horizantalnya lebih tinggi Anda dapat melihat
warna laut dan bagian dalam perahu lebih banyak dibandingkan pada gambar
2 dimana pada gambar 2 garis horizontalnya di buah di bawah garis
tengah gambar. Namun demikian, kedua gambar tersebut memiliki perspektif
yang sama-sama benar.

Pada Rumah Hijau kita menggambar garis horizontal (eye-line) segaris dengan bagian bawah gedung. Dengan demikian semua sisi Rumah Hijau di buat di atas eye-line
tersebut. Gambar ini pemandangan gedung yang berlawanan dengan Rumah
Biru. Kita seakan melihat Rumah Hijau ini dengan tergeletak di lantai.
Pada
gambar A, kita seakan melihat jembatan tersebut sambil duduk di atas
perahu tepat di tengah sungai, melihat lurus ke arah lengkung jembatan.
Garis horizontal (eye-line) ditandai dengan garis putus-putus berwarna merah.
Pada
gambar B (kiri), perhatikan bahwa eye-line dibuat mendekat ke atas
lengkung jembatan dengan menggambarkan tepi sungainya lebih miring
dibandingkan gambar A.
Pada
gambar C, saya menggambar tepi sungai lebih miring lagi, dan mewarnai
bagian dalam lengkung jembatan hanya di bagian kiri. Pandangan kita
seakan pergi menjauh ke kanan dan semakin jauh dari dinding jembatan.
Perhatikan juga, dengan contoh A, B dan C ini kita dapat melihat
cerminan air bagian dalam bawah jembatan karena kita melihat cerminan
air tersebut dari berbagai sisi.

Setelah
Anda mencetak gambar yang ingin Anda lukis, buatlah garis bantu berupa
grid atau garis diagonal pada gambar tersebut. (Anda bisa baca kembali
posting saya “
Ikuti
setiap sisi seperti pada gambar acuan Anda. Gambar setiap elemennya
dengan seksama. Setelah gambar telah selesai, hapuslah garis bantu
(grid) tadi dengan penghapus karet yang lunak sebelum memulai pewarnaan.
Gunakan
kuas flat untuk membasahi semua permukaan kertas dengan air bening.
Pastikan untuk membasahi semua area di luar bentuk dasar bunga. Pada
kertas yang basah tersebut mulailah campurkan warna kuning Cadmium
terang dengan hijau. Ketika kertas masih basah, tambahkan juga hijau tua
dan biru Cobalt dengan kuas no. 10.
Setelah
proses pewarnaan basah latar belakang pada langkah 3 selesai, kita bisa
gunakan pengering rambut untuk mengeringkan kertas. Selanjutnya
tambahkan sedikit warna Raw Siena (kuning lembayung) untuk memberi efek
gelap pada bunga.
Karena
bunga Iris kaya akan warna, kita bisa memberikan merah menyala pada
daun-daun bunga. Jangan lupa basahi dulu area bunga dengan air bening
sebelum memberi warna. Pewarnaan basah akan memberi kesan lembut dan
tidak akan menghasilkan warna tegas.
Gunakan
biru cobalt dengan sedikit sentuhan ungu dioxazine sebagai bayangan
dasar bunga. Kita mulai lebih memperhatikan foto untuk memastikan bentuk
dan kombinasi warna tegas dan warna lembutnya.
Kebetulan,
latar belakang pada tanaman ini adalah dinding batu bata. Mungkin batu
bata akan membuat lukisan ini tampai terlalu ramai. sehingga kita bisa
mengganti latar belakangnya dengan campuran warna gelap Pthalocyanine
Blue dan Burnt Umber untuk menandakan bayangan bunga dengan semua
daunnya.
Selanjutnya, kita mulai berkonsentrasi pada pola terang dan gelap pada dedaunan.
Sentuhan
akhir pada tiap bunga bisa kita tambahkan ungu Dioxazine, Merah Hati
dan Biru. Gunakan kuas no. 6 untuk menambahkan guratan dan tekstur pada
bunga.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar